Makna dari Iduladha perlu menjadi teladan bagi umat Islam sekarang  karena ada unsur keihlasan dan kesabaran yang dapat dijadikan sebagai  bekal untuk mengarungi kehidupan yang penuh gangguan dan tantangan.
“Dalam kehidupan masa kini, memperingati Iduladha perlu dijadikan  sebagai wahana intropeksi dan refleksi diri umat Islam,” kata Sekretaris  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY), Drs KH Kamaludiningrat di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, umat Islam lebih banyak dibelenggu dengan urusan  keduniawian sehingga seakan-akan mereka meninggalkan dan melupakan  Alquran yang berisi petunjuk bagi umat manusia baik di dunia maupun  akhirat.
Ia mengatakan, sekarang banyak umat Islam yang menyimpang dari ajaran  Alquran dengan memunculkan aliran sesat, yang sebenarnya bisa dimaknai  sebagai kritik kepada Islam.
Berkaitan dengan itu, MUI membuat program berupa gerakan syiar  Alquran secara komprehensif untuk menangkal timbulnya paham yang  menyesatkan umat Islam. Program tersebut bersifat inovatif, amar makruf  dan memberikan pencerahan kepada umat
Islam, sehingga mereka terhindar dari paham sesat, katanya.
Ia juga mengatakan peringatan Iduladha dengan melakukan penyembelihan  hewan kurban oleh umat Islam merupakan upaya merunut sejarah Nabi  Ibrahim dan puteranya Ismail dalam mentaati perintah dan ujian dari  Allah.
“Iduladha yang juga disebut Idulqurban memiliki arti mendekatkan  diri dan rasa keikhlasan menerima ujian dari Allah,” katanya.
Mengingat perintah Allah kepada Nabi Ibrahim itu, umat Islam sudah  seharusnya merunut sejarah tersebut dengan melakukan pula penyembelihan  hewan kurban seperti ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk  menyembelih puteranya Ismail.
Karena ketaatannya kepada Allah maka Nabi Ismail dengan ikhlas segera  mempersilakan ayahnya untuk menyembelihnya. Kemudian Allah menukarnya  dengan seekor domba besar sebelum pisau Nabi Ibrahim menyentuh leher  puteranya Ismail.(*)
Langganan:
Komentar (Atom)

